Kamis, 08 Desember 2011

Baru Seminggu Dibeli, Sapi Raib

0 komentar
MAGETAN – Sapi semata wayang Sukiran, 50, warga Desa/Kecamatan Ngariboyo siang kemarin (7/12) menggegerkan tetangga sekitar. Itu setelah usai pulang dari pasar, pria tersebut mengetahui sapinya sudah tidak ada dikandangnya. Pun, raibnya sapi jenis brahman itu berujung laporan ke aparat Polsek Ngariboyo.

Bisa dimaklumi kalau Sukiran pusing tujuh keliling  setelah sapinya raib. Apalagi, sapi itu baru dibeli sekitar seminggu lalu seharga Rp 5,2 juta. “Malamnya sapi saya itu susah makan. Karena takut kelaparan akhirnya saya paksa makan. Entah kenapa, siang ini (kemarin, Red) malah hilang,” kata Sukiran.

Sukiran bersama warga sekitar sempat mencari keberadaan sapinya dengan blusukan areal persawahan hingga di desa sekitar. Namun, hingga sore kemarin juga belum muncul tanda-tanda di temukan.”Itu murni hilang. Dari olah TKP, kotoran sapi itu juga tercecer di teras rumah tetangga,” kata Kapolres Magetan AKBP Agus Santosa dikonfirmasi melalui Kapolsek Ngariboyo AKP Sunarta.

Sunarta menuturkan, berdasar keterangan saksi, malam hari tali keluh (pengikat di hidung sapi) sempat dikedurkan Sukiran.

Dari keterangan saksi lainnya, ada yang mengetahui sapi tersebut terlihat dijalanan desa setempat dini hari kemarin.(wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...

Giliran Pertanyakan Status Lahan

0 komentar
Lanud Ajak Warga Duduk Bersama

MAGETAN
– Konflik warga dengan Lanud Iswahjudi belum mereda. Kali ini warga mempertanyakan seputar pengategorian lahan. “Pernyataan dari lanud tentang kesepakatan dari empat kades terkait jenis tanah Letter A dan Letter B itu tidak pernah ada. Dan kami tidak pernah membuat kesepakatan pengistilahan itu,” kata Suryanto, Kades Setren, Kecamatan Bendo, kemarin (7/12).

Suryanto menuturkan bahwa pada 2008 lalu, pihaknya bersama Kades Kleco, Kledokan, dan Lemahbang mengadakan pertemuan di BPN Magetan dengan pihak Lanud Iswahjudi. “Tapi saat itu membahas proses sertifikat supaya ada kepastian hukum di antara kedua pihak. Bukan pengategorian jenis lahan,” tegasnya.

Dia khawatir, dengan adanya pernyataan pengategorian lahan tersebut akan menimbulkan fitnah dan membingungkan warga. Pasalnya, dari pihak desa tak pernah membuat kesepakatan tersebut. “Warga sendiri juga tak mengenal mana lahan Letter A dan mana Letter B,” ungkapnya.

Sementara, Kades Kleco Titin Sri Wurjaningsih mempertanyakan posisi lahan sengketa tersebut.” Katanya kami dipersilakan untuk mengolah lahan. Ini justru dilarang. Posisi tanah Letter A dan Letter B sendiri juga belum jelas,” kata Titin.

Yang terang, terait permasalahan itu, pihaknya meminta DPRD Magetan untuk membantu mengurai dan mencarikan solusi.”Sebelumnya kan kami sudah mengadu ke dewan. Untuk itu, sekarang kami mendesak dewan segera menyelesaikan, karena sampai saat ini belum ada keputusan. Kami hanya bisa berharap keberpihakan dari para wakil rakyat,” harapnya.

Terpisah, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Marsma TNI M Syaugi dikonfirmasi melalui kepentak Mayor Sus Sutrisno menegaskan bahwa  pihaknya memberikan ruang kepada warga untuk mengolah tanah dengan status Letter B.”Prinsipnya kami ingin menunjukkan kebersamaan dengan warga sekitar Lanud. Maka, silakan tanah Letter B itu digarap,” kata Sutrisno.

Menurut Sutrisno, sebenarnya warga bisa memahami kebijakan dari lanud. Hanya saja, dia menduga ada beberapa pihak yang sengaja mengail di air keruh. “Untuk itu, kami ingin meminta tindak lanjut ke bupati, karena kami selaku TNI hanya sebatas menggukan hak pakai dari pemerintah untuk mengamankan kawasan,” tegasnya.

Mengenai status tanah Letter A dan Letter B yang dipertanyakan warga, Sutrisno mengatakan, sebagian tanah tersebut sudah di sertifikatkan. Artinya, lanjut dia, tanah bersertifikat itu tidak lagi ada istilah letter.”Kami sebenarnya ingin duduk bersama menyelesaikan ini. Tidak sekadar berbicara tapi juga menunjukkan bukti otentik sertifikat itu. Tapi ada pihak-pihak yang justru enggan diajak berbicara baik-baik, malah mengompori,” keluhnya. Yang terang, pihaknya berupaya untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan baik-baik dan tidak mencari kebenaran sepihak.(wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...

Cium Aroma Permainan

0 komentar
MAGETAN - Komisi D DPRD Magetan belum mau memalingkan mata dari proyek dari dana percepatan infrastruktur daerah (DPID). Setelah sebelumnya menyoroti pengerjaan fisik, kali ini komisi yang membidangi pembangunan itu memelototi aspek administrasinya. Hasilnya, ditemukan proyek yang dinilai asal-asalan. "Kami menemukan proyek satu ruas yang dikerjakan dalam beberapa paket. Jelas ini telah melanggar aturan yang ada," kata Suwarno, anggota Komisi D DPRD Magetan, kemarin (6/12).
Suwarno menuding proyek tersebut tidak melalui proses tenderisasi. Sehingga, rekanan penggarap terkesan asal tunjuk. Kondisi itu membuat wakil rakyat mencium aroma permainan di balik pengerjaan proyek tersebut.
Temuan itu menyeruak ketika komisi D melakukan sidak di kawasan Karangsono-Tebon, Kecamatan Barat, kemarin. Pada proyek pembuatan trotoar sepanjang 114 meter, dewan menemukan dokumen yang dinilai asal-asalan. ''Betapa tidak, pengerjaan konstruksi kok masih kosong alias tidak ada nilainya. Ada permainan apa semua ini?" terang Suwarno sembari menegaskan pihaknya akhirnya menyita dokumen tersebut.
Dari temuan itu, lanjut dia, kucuran DPID seolah menjadi permainan di tingkat rekanan dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) selaku pengguna anggaran. "Kami akan mengambil langkah tegas. Apalagi proyek ini sudah telanjur berjalan. Dalam waktu dekat, mungkin kami akan memanggil pihak DPU untuk dimintai pertanggungjawaban," tegas mantan Kades Sempol, Kecamatan Barat, ini.
Sementara itu, pejabat pelaksana teknis kegiatan DPU Magetan Mochtar Wahid mengatakan bahwa pihaknya memang sengaja tidak melakukan tenderisasi. "Proses DPID itu kan terlalu mepet. Sehingga jika melalui lelang tidak mungkin bisa dikejar. Akhirnya supaya anggaran itu tidak kembali ke pusat, kami lakukan penunjukan langsung," ungkap Mochtar.
Meski begitu, lanjut dia, proses pengerjaan proyek tersebut tetap menjadi prioritas pengawasannya. Apalagi, nilai seluruh proyek DPID di dinasnya tak sedikit, yakni mencapai Rp 11 miliar. "Semua yang kami kerjakan ini toh juga untuk kepentingan masyarakat banyak. Jadi kenapa musti diperkeruh? Bukankah lebih baiknya saling mendukung dan mengawasi pengerjaannya supaya sesuai harapan," kata Mochtar.
Pihaknya juga tak menampik adanya kejanggalan sistem paket untuk jalur satu ruas. Menurutnya, hal itu didasari pertimbangan supaya pekerjaan bisa rampung sesuai waktu yang ditentukan. Terkait dokumen yang dinilai asal-asalan, Mochtar mengatakan, saat ini surat perintah kerja masih dalam proses penandatanganan. Sedangkan dokumen tanpa nilai tersebut merupakan acuan gambar kerja dan bestek. "Artinya ya tidak membawa pengaruh serius," tukasnya. (wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...
Rabu, 07 Desember 2011
0 komentar
MAGETAN – Aksi pencurian sepeda motor (curanmor) kambuh. Kali ini terjadi di Desa Prampelan, Kecamatan Karangrejo pada Senin (5/12) malam. Namun, tak butuh waktu lama, aparat polsek setempat berhasil meringkus pelaku setelah sebelumnya sempat dihajar massa.

Informasinya yang dihimpun, kejadian itu bermula ketika Nurfita Wahyu Utami, warga Desa Sukolilo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun bertandang ke tempat saudaranya Yohanes Setiawan di Desa Prampelan, mengendarai motor Jupiter Z nopol AE 3636 EY.

Sekitar pukul 20.00,motor tersebut di pinjam Yohanes membeli makan. Saat kembali, kendaraan diparkir di depan rumah tanpa di kunci setang. “Akhirnya saat korban Nurfita akan kembali pulang sekitar pukul 20.30, motor tersebut sudah tidak ada di tempat,” kata Kapolres Magetan AKBP Agus Santosa dikonfirmasi melalui Kasubbag Humas AKP Puryanto, kemarin (6/12).

Mengetahui motor raib, Yohanes berupaya mencarinya hingga mengetahui jika pelaku kabur ke arah Desa Gebyog. “Akhirnya pelaku sempat dimassa dan di bawa ke balai Desa Prampelan sebelum akhirnya diserahkan ke Polsek Karangrejo,” ungkapnya.

Pelaku belakangan diketahui bernama Eko alias Kodok, 27, warga Desa Tebon, Kecamatan Barat, Magetan. Eko yang kini mendekam dibalik jeruji besi Polsek Karangrejo mengaku sebelum beraksi dirinya sempat mondar-mandir di rumah yang dia satroni. Saat melakukan aksi tersebut, dia dalam kondisi mabuk. “Rencananya hasil curian untuk senang-senang,” kata Eko. (wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...

Boleh Garap Lahan Letter B

0 komentar
Lanud Respons Keluhan Warga

MAGETAN
– Keluhan warga seputar penggarapan lahan di sekitar Lanud Iswahjudi langsung direspons pihak lanud. Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI M. Syaugi melalui Kapentak Mayor Sus Sutrisno menyatakan pihaknya tetap memberikan kesempatan kepada warga untuk menggarap lahan yang berstatus Letter B. “Sedangkan lahan dengan status Letter A akan digunakan pihak lanud demi tetap terjaganya keamanan alutsista yang berada didalamnya, “ujarnya kemarin (6/12).

Menurut Sutrisno, hal itu sudah kesepakatan antara Lanud Iswahjudi dengan empat kepala desa yang ada di sekitar lanud. “Untuk itu, kepada warga sekitar lanud dipersilakan menggarap lahan status Letter B. Kami juga mengimbau kepada pihak-pihak yang kurang memahami permasalahan yang sebenarnya  agar tidak memperkeruh suasana sehingga permasalahan yang ada tidak menjadi kabur,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, puluhan warga Desa Setren dan Desa Kleco, Kecamatan Bendo, ngluruk gedung DPRD. Mereka sambat pada wakil rakyat terkait rencana sewa lahan yang akan dilakukan Lanud Iswahjudi terhadap pabrik gula (PG). Warga meminta dewan memfasilitasi dan mengupayaan penundaan rencana tersebut. (wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...
Selasa, 06 Desember 2011

Sabet Profesional Award dari Gubernur

0 komentar
Meriah, HUT Korpri ke-40 di Magetan

MAGETAN
– Momen HUT Korpri ke-40 terasa istimewa bagi para abdi negara di Magetan. Pasalnya, tahun ini Magetan mendapat penghargaan Profesional Award dari Gubernur Jawa Timur. “Penghargaan itu sebagai pengakuan terhadap peran aktif Korpri Magetan dalam sinerginya dengan realisasi program pemerintah,” kata Sekretaris Daerah Magetan H Abdul Azis kemarin (5/12).

Menurutnya, penghargaan tersebut menjadi pelecut bagi seluruh jajaran Korpri di Magetan untuk terus meningkatkan kinerja. “Selain sebagai bagian dalam proses pemerintahan, kami juga ada beberapa misi social, termasuk menjunjung tinggi kesejahteraan anggota,” kata Azis.

Azis lantas mencontohkan berbagai kegiatan konkret berbasis kemanusiaan seperti memberikan santunan kepada keluarga Korpri yang meninggal, pembangunan pos kesehatan Korpri, dan pembinaan rohani. “Yang jelas, semua ini menjadi refkeksi bersama. Kualitas tentunya harus terus diperbaiki dan semua keberhasilan ini merupakan bukti kekompakan Korpri di Magetan.”

Sementara, berbagai kegiatan digelar untuk memperingati HUT Korpri ke-40 tahun ini. Di antaranya, bakti sosial ke panti asuhan dan SLB, pengajian anggota Korpri, ziarah, upacara bendera, dan jalan santai pada jumat (2/12) lalu. “Setidaknya lima ribu anggota Korpri turut serta dalam kegiatan jalan santai tersebut. Semua itu merupakan wujud kekompakan yang menjadi bagian dari proses keberhasilan kami selama ini,” kata Azis. (nng/wka/bar)

RADAR MAGETAN
Read more...

Ketahanan Pangan Magetan Terbaik

0 komentar
Hari Ini Bupati Terima Penghargaan dari Presiden

MAGETAN
-  Lagi, Magetan mengoleksi penghargaan level nasional. Kali ini, kota dilereng Gunung Lawu itu dinobatkan sebagai kota dengan tingkat keberhasilan pembangunan dan visi ketahanan pangan terbaik se-Indonesia. Rencananya, penghargaan akan diterima Bupati Magetan Sumantri dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta pagi ini (6/12).

Untuk meraih penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara 2011 tersebut, Magetan harus bersaing dengan delapan kota lain yang masuk nominasi puncak. Yakni, Sopping (Sulawesi Selatan), Deli Serdang (Sumatera Utara), Pesisir Selatan (Sumatera Barat), Minahasa Utara (Sulawesi Utara), Bima (NTB), serta Ogan Ilir (Sumatera Selatan).

Menurut Subroto, Kepala Badan Ketahahan Pangan Magetan, banyak terobosan yang dilakukan Pemkab Magetan hingga meraih penghargaan bergengsi itu. “Pengembangan cadangan pangan dilakukan dengan membuat lumbung pangan di setiap desa. Baik pembangunan fisik lumbung maupun isi lumbung berupa gabah, jagung, kedelai, kacang tanah dan bahan pangan pokok lain.” terangnya.

Bupati Sumantri menuturkan, penanganan daerah rawan pangan dan gizi dilakukan dengan memberikan bantuan kepada rumah tangga miskin, balita gizi buruk, pengembangan desa mandiri pangan, dan pengembangan lumbung pangan masyarakat. “Sejak 2009-2011, sudah dikembangkan sembila desa mandiri pangan, “kata Sumantri.

Dia menambahkan, untuk mangatasi berbagai permasalahan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan benih unggul bersertifikat dan pembuatan benih unggul di UTP pembenihan pertanian. Juga membuat embung dan waduk, serta memberikan bantuan kredit kepada petani dan perbaikan saluran air. (wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...

Warga Setren-Kleco Ngluruk Dewan

0 komentar
Terkait Rencana Sewa Lahan

MAGETAN – Puluhan warga Desa Setren dan Desa Kleco, Kecamatan Bendo, siang kemarin (5/12)  ngluruk gedung dewan. Mereka sambat pada wakil rakyat terkait rencana sewa lahan yang akan  dilakukan Lanud Iswahjudi terhadap pabrik gula (PG). “Katanya besok (hari ini, Red) lahan kami akan diolah pihak PG. Makanya, kami meminta kepada wakil rakyat kami supaya memfasilitasi dan menunda rencana tersebut,” kata Muhni, warga Desa Kleco, salah seorang penggarap lahan yang disengketakan.

Tak hanya muhni yang kemarin menyatakan keresahannya. Hampir semua warga yang ngluruk ke dewan mengungkapkan uneg-unegnya. Massa dari dua desa tersebut juga merupakan perwakilan dua desa lainnya di Kecamatan Bendo yang terkena imbas konflik lahan dengan pihak lanud. Yakni, Desa Kledokan dan Lemahbang.

Kepala Desa Setren Suryanto mengungkapkan bahwa hasil rapat dari empat kepala desa (Kledokan, Lemahbang, Setren dan Kleco) pada 20 September lalu, disepakati jika petani penggarap di empat desa akan tetap bertahan atas pengelolaan lahan di sekitar Lanud. Yakni, menanam tanaman ketela, kacang, padi dan lainnya. Bukan tanaman produksi sepeti tebu atau kapas.

Selain itu, lanjut itu, warga juga tetap berpegang pada kesepakatan awal jika selama di atas lahan tersebut belum dilakukan pembangunan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan (hankam), tetap di kelola oleh petani penggarap.” Yang membuat resah warga ini adalah lahan tersebut oleh pihak Lanud Iswahjudi akan disewakan ke PG. Petani di janjikan akan di jadikan objek pekerja, bukan sebagai subjek penggarap,” ungkapnya.

Kades Kleco Titin menuturkan, semua tanah di desanya berstatus B, sehingga tidak bisa bersertifikat hak milik. Menurutnya, warga kesulitan membuka usaha apapun lantaran memerlukan persyaratan sertifikat tanah.” Selain itu, hampir seluruh warga berpenghidupan dari bertani. Kalau lahan garapan nya akan disewakan ke PG oleh Lanud Iswahjudi, tentu warga akan kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya,” terangnya.

Titin menambahkan, terkait kontrak sewa antara warga penggarap dengan lanud pun sampai saat ini tidak jelas. “Pihaknya Lanud menaikkan harga sewa lahan pun sebenarnya warga penggarap setuju. Tapi kenapa masih mau di sewakan ke PG? kami mohon supaya dewan tidak memfasilitasi di atas meja saja seperti sekarang tapi juga turun ke lapangan karena informasinya lahan sudah mulai digarap oleh PG besok (hari ini, Red),” tandasnya.

Ketua DPRD Magetan Joko Suyono di depan perwakilan sekitar 30 warga mengaku sangat memahami keluhan tersebut. Pihaknya juga berjanji akan segera mengambil langkah untuk memanggil pihak-pihak terkait seperti BPN, PG dan Lanud Iswahjudi.

Menurut Joko, ada dua permasalan pokok yang di tangkapnya. Yakni, hak garap serta hak kepemilikan atas tanah. “Masalah yang harus segera ditangani adalah hak garap. Apalagi pihak PG juga akan mulai menggarap lahan tersebut. Kami akan segera memanggil pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini, ” Janji Joko, Sementara itu, pihak Lanud Iswahjudi belum berhasil dikonfirmasi terkait keluhan warga tersebut. (wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...

Proyek Di Stop

0 komentar
MAGETAN -  Diduga mencaplok lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI), proyek pelebaran Jalan Raya Maospati-Barat di sisi timur dihentikan. Pasalnya, Dinas Pekerjaan Umum Binamarga dan cipta karya belum mengantongi izin penggunaan lahan bekas rel kertea api yang akan difungsikan sebagai jalan tersebut. “Selama belum ada izin, agar dihentikan proyek tersebut sampai suratnya turun,” kata Sugiarto Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional VII, Madiun, kemarin (4/12).

Dijelaskan untuk menggunakan lahan itu, Dinas PU harus mengantongi izin dari direksi PT KAI di Bandung dan juga jawaban dari Kementrian BUMN. Surat itu sebagai dasar untuk pelebaran jalan tersebut.

Sebulan lalu, DPU telah berkirim surat pengajuan penggunaan lahan itu ke kantornya. Namun, pihaknya juga menganjurkan agar DPU juga membuat surat serupa yang ditunjukkan ke direksi PT KAI dan juga kementrian BUMN. “Lama tidaknya, saya kurang tahu. Karena itu tanah KAI harus ada surat pengajuannya untuk menggunakan lahan ini,” tambahnya.

Selain itu, PT KAI juga meminta rekanan yang mengerjakan proyek tersebut untuk mengembalikan rel seperti posisi semula. Karena sudah ada lahan sekitar 200 meter yang sudah terlanjur dibongkar. Ini mengacu pada peraturan yang ada di PT KAI jika lahannya digunakan untuk kepentingan umum. “Kalau toh nanti disetujui, rel itu tetap ada pada posisi semula, dan tidak berubah. Seperti yang terjadi di Te’an Kota Madiun, rel itu dipendam,” tambahnya.

Sementara Bambang Setiawan, Kepala DPU Magetan belum berhasil dikonfirmasi. Namun, Saif Mukhlisun, Kabag Humas Pemkab Magetan dikonfirmasi menuturkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT KAI terkait surat izin itu. Karena hubungannya antara pemerintah dia menyabut tidak akan mendapat kendala berarti. “Itu (Surat Izin) sudah kami koordinasikan, sedangkan terkait teknisnya kewenangan PU,” terangnya.

Menurutnya, pemkab selama ini memandang jika jalan Raya Maospati-Barat terlalu padat, sehingga memerlukan langkah cepat untuk mengurai hal itu. Dia menyebutkan, untuk mengatasi volume kendaraan yang melintas dijalur itu, hanya dengan cara pelebaran jalan. “Sebenarnya kita agak terlambat, karena jalan ini sudah begitu padat. Dan ini kami lakukan untuk pelayanan masyarakat,” tandasnya. (pra/eba)

RADAR MAGETAN
Read more...
Jumat, 25 November 2011

Pipa PDAM Sempat Diterjang Longsor

0 komentar
Gerak Cepat, Problem pun Segera Teratasi
MAGETAN- Kawasan Parang, Dini hari kemarin (24/11) diterjang longsor. Bencana itu menyebabkan pipa transmisi utama PDAM berdiameter 6 inci sepanjang 30 meter hancur. Beruntung, PDAM bergerak cepat. “Syukur pipa sudah berhasil diganti dan aliran air mulai lancar,” kata Humas PDAM Magetan Sugiyanto.
Langkah cepat itu, menurut Sugiyanto, sudah seharusnya dilakukan. Apalagi, aliran tersebut diperlukan bagi seribuan pelanggan PDAM yang tersebar di Kecamatan Parang, Poncol dan Lembeyan.
Kerusakan pip PDAM juga terjadi di wilayah kota kemarin. Adanya galian proyek saluran air daridana percepatan infrastrukturdaerah (DPID) di sekitar Terminal Magetan, sempat menghantam pipa saluran PDAM. Akibatnya, suplai air ke sekitar 3 ribuan pelanggan sempat terganggu.
Namun, krisis air itu tak berlangsung lama. “Jam 15.00 kami mendapat laporan ada pipa yang pecah. Seketika itu pula kami menurunkan tim untuk memperbaikinya. Dan sekitar tiga jam kemudian, saluran bisa kembali lancar, paparnya.
“Yang jelas, kami berupaya bekerjamaksimal. Meski sempat ada pembatalan reklasifikasi tarif air, hal itu tak menjadikan kami mengendurkan kinerja. Bahkan sebaliknya, dengan curah hujan yang cukup tinggi, kami juga siaga penuh utamanya antisipasi longsor,” kata Sugiyanto. (nng/wka/bar)

RADAR MAGETAN
Read more...

Sita Lampu Tak Berlabel SNI

0 komentar
MAGETAN – Lampu hemat energi tak berlebel SNI (Standart Nasional Indonesia) disinyalir marak di pasaran Magetan menyikapi hal itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat kemarin (24/11) menggelar razia.
Dua tim sengaja diturunkan untuk blusukan di toko-toko yang menjual peralatan elektronik kawasan kota dan Kecamatan Kawedanan. Hasilnya, ditemukan sejumlah lampu hemat energi tak sesuai SNI, yang kemudian disita petugas.
“Kami konsentrasikan pada perdagangan lampu hemat energi karena lampu itu memang banyak digunakan masyarakat,” kata Gatut Purwanto, petugas pengawas barang dan jasa Disperindag Magetan.
Gatut menuturkan, lampu hemat energi tak ber-SNI sebenarnya cukup mudah dikenali. salah satunya harga yang miring, Yakni pada kisaran Rp 5 ribu hingga Rp 7 ribu.”Kami membawa pula daftar merek lampu hemat energi ber SNI. Dan kebetulan ada produk lampu diluar daftar merk kami ini, langsung kami bawa sebagai sempel,”ungkapnya.
Rencananya, lanjut dia, barang sitaan tersebut rencananya akan dilakukan uji laboratorium. jika positif tidak ber-SNI, penjual akan diberikan teguran keras. Diharapkan nya, dengan upaya ini konsumen memiliki perlindungan dari produk-produk tak berstandart di pasaran.”Dan masyarakat tidak mendapatkan produk hasil pembohongan dari produsen,”jelasnya.
Sementara, sejumlah pedagang mengaku tak mengetahui jika barang yang dijual tidak ber-SNI.”Saya hanya mendapat kiriman dari sales saja,” ungkap Winarsih salah seorang pedagang. (wka/isd)
Read more...

Pansus PJU Jalan Di Tempat

0 komentar
MAGETAN - Permasalahan pengadaan alat penghemat daya penerangan jalan umum (PJU) di Magetan pada era bupati Saleh Mulyono, masih menjadi perbincangan hingga saat ini. Bahkan, sebulan lalu, DPRD setempat membentuk panitia khusus (pansus) untuk mengurai kasus pada proyek yang menelan anggaran sekitar Rp 8,2 miliar itu.
Sayang, kinerja pansus tersebut seolah berjalan di tempat. Terbukti, sebulan pasca dibentuk, belum ada hasilnya.Ketua pansus PJU HM Shoim mengatakan, kesan stagnan itu lantaran pihaknya belum lama menerima kajian dari staf ahli.
Menurut Shoim,dibentuknya pansus tersebut berangkat dari ‘tinta merah’ LHP BPK-RI 2009. “Dan dari temuan awal, kami temukan tidak adanya rencana anggaran belanja (RAB) atas penyediaan alat tersebut, sehingga nilai proyeknya menjadi kabur,”tuturnya kemarin (23/11).
Selain itu, lanjut Shoim, dalam LHP BPK-RI diketahui jika dalam proses pengadaan alat tersebut tidak melalui studi kelayakan. Termasuk tidak adanya rekanan penawar lain selain CV Harsari. “Saat ini kami masih melakukan proses pembahasan internal pansus. Baru setelah itu kami berencana memanggil pihak-pihak terkait,” ungkap pria yang juga wakil ketua DPRD Magetan ini.
Shoim menambahkan, diketahui pula catatan adanya kontrak kerjasama antara Pemkab Magetan dengan CV Harsari tumpang tindih.Pasalnya, kontrak kerjasama diteken 20 Agustus 2004, sedangkan laporan biaya investasi atau RAB tertanggal 29 Oktober 2008. “Dengan selisih waktu empat tahun itu, tentu harus kami gali lebih dalam. Rencananya kami juga akan turun ke lapangan. Meninjau kondisi alat tersebut termasuk menaksir harganya bersama tim ahli,”ungkapnya.
Politisi Partai Demokrat ini menuturkan, secara teoristis kontrak kerjasama yang diteken Pemkab Magetan dengan CV Harsari tersebut bertujuan melakukan penghematan itu, selisih biaya yang ada, kemudian memunculkan akibat hukum berupa bagi hasil dengan  pertandingan 10 persen untuk Pemkab dan 90 persen untuk CV Harsari. (wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...
Kamis, 24 November 2011

Usai Diimunisasi, Balita Lumpuh

0 komentar
MAGETAN - Malang menimpa Arlen Dwi Anggara. Balita berusia 2 tahun 7 bulan itu mengalami kelumpuhan usai mendapatkan imunisasi campak dan polio. Diduga, balita asal Dusun Gandu, Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan, itu terkena sindrom infeksi pasca imunisasi (IPI). Anak penjual mie ayam itu juga mengalami kesulitan bicara.
Menurut Sutiyem, ibu Arlen, pada 18 Oktober lalu dirinya datang ke Puskesmas Plaosan untuk mengimunisasikan Arlen. Kebetulan, saat itu pemerintah tengah menggelar program Pekan Imunisasi Nasional (PIN). ̢̢۪۪Saya tidak ingin melewatkan kesempatan itu,̢̢۪۪ kata Sutiyem.
Di puskesmas itu, lanjut Sutiyem, Arlen mendapat satu tetesan imunisasi polio dan satu kali suntikan imunisasi campak pada lengan kirinya. Sehari berselang, Sutiyem mendapati anaknya mulai susah berdiri. Namun, saat itu dia belum sadar jika buah hatinya itu mengalami penurunan kondisi tubuh.
Pada Senin (21/11) lalu, dia membawa anak keduanya itu ke bidan desa. ̢̢۪۪Kata bu bidan, anak saya sudah lumpuh. Akhirnya langsung saya bawa ke Puskesmas Panekan. Sebelumnya, saya sempat membawa anak saya ini ke dukun pijat,̢̢۪۪ ungkap Sutiyem.
Di puskesmas itu, dari hasil rekam medis diketahui jika Arlen mengalami kemunduran kesehatan. Bobotnya turun separo, dari 12 menjadi enam kilogram. Sementara, tulang-tulang kaki dan tangannya tak bisa difungsikan. Saat diajak interaksi pun bocah itu tak mampu.
̢̢۪۪Padahal, sebelumnya Arlen sudah bisa lari, bermain, dan selalu ceria. Kini senyum anak saya itu tidak pernah tampak lagi. Badannya terlihat lemah dan tidak bisa diajak bicara,̢̢۪۪ kata Sutiyem pilu. ̢̢۪۪Melihat anak saya yang tak berdaya di puskesmas, saya meminta untuk dirujuk ke rumah sakit,̢̢۪۪ imbuh Sakum, ayah Arlen.
Akhirnya, dengan bantuan Puskesmas Panekan, pagi kemarin Arlen dirujuk ke RSUD dr Sayidiman Magetan. Di badan layanan umum daerah (BLUD) itu, Arlen mendapat tindakan awal medis di poli anak sebelum akhirnya diinapkan di ruang Irna IV. ’’Saya ingin ada tanggungjawab dari pemerintah. Kalau memang anak saya ini sakit karena imunisasi, kami sangat membutuhkan biaya untuk rawat inap dan pengobatannya,’’ harap Sakum. (wka/isd) 


RADAR MAGETAN
Read more...
Selasa, 22 November 2011

Maling Marak

0 komentar
MAGETAN – Polisi panen tangkapan pelaku pencurian. Bagaimana tidak, dalam beberapa hari dalam sejumlah lokasi disatroni maling. Di Desa Petungrejo,Kecamatan Nguntoronadi, HSP, 16, dicokok usai mencuri ponsel dan helm tetangganya sendiri, Erlina Lestari,19.
Tersangka mengaku masuk ke rumah korban melalui lubang ventilasi. Setelah berada didalam, dia menuju ruang tamu dan mengambil helm. Tak puas mendapatkan pelindung kepala itu, pelaku ke kamar korban mengambil ponsel.
“Tapi saat itu korban terbangun dan teriak-teriak. Saya panik dan kemudian spontan membungkam mulutnya dan membenturkan kepalanya ke tembok,” kata tersangka kemarin (21/11).
Setelah korban tak berdaya, tersangka kabur melarikan diri. Namun, pelariannya tak berlangsung lama. Dalam waktu singkat, petugas Polres Magetan dan Polsek Nguntoronadi berhasil meringkusnya.”Tersangka kami tangkap”, terang Kapolres Magetan AKBP Agus Santosa dikonfirmasi melalui Kasubbag Humas AKP Puryanto.
Aksi pencurian juga di Desa Tawangrejo, Kecamatan Takeran. Tiga remaja diamankan usai mencuri sepeda motor Suzuki Satria FU. Ketiganya adalah Ren, 17, Erf, 16, dan Bam, 19, ketiganya warga kota Madiun. Mereka mengaku mencuri motor untuk balapan liar.
Menurut Puryanto, ketiganya di tangkap ketika tengah kongkow di sebuah bengkel motor di Kelurahan Kanigoro, Kota Madiun. “Ketiganya masih pelajar SMK di Kabupaten Madiun.Dan atas perbuatannya itu, Kami menjeratnya dengan pasal 362 KUHP tentang pencurian,”ungkapnya.
Bam, salah seorang tersangka, mengaku baru kali ini melakukan pencurian.”Baru kali ini saya mencuri. Caranya memutus kabel stop kontak lalu disambung kembali. Waktunya sekitar 45 menit,”ucap tersangka.
Sementara di kelurahan/kecamatan Takeran terjadi dua aksi pencurian. Aksi pertama terjadi dirumah Daryadi. Pencuri Menggondol satu laptop, dua Ponsel, dan uang tunai Rp 7 Juta. Sedangkan kejadian kedua dialami Budi Imaniyati,41. Akibatnya, satu laptop,lima ponsel,serta uang tunai Rp 900 ribu miliknya amblas. (wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...
Senin, 21 November 2011

Anggota MTA Sumbangkan Darah

0 komentar
MAGETAN – Stok darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Magetan, tampaknya masih bisa dikatakan aman. Terbukti, pada pekan-pekan ini banyak kalangan melakukan kegiatan donor darah. Salah satunya yang dilakukan Majelis Tafsir Alquran (MTA)  Magetan pada jumat (18/11) lalu misalnya. Organisasi kajian tafsir Alquran dan Assunah ini menggelar donor darah di Desa Milangasri, Kecamatan Panekan.
Menurut Ketua MTA Magetan, Suyatno, bukan tanpa alasan organisasinya menggelar kegiatan sosial tersebut. “Memang sengaja kami agendakan tiga kali dalam sebulan untuk kegiatan donor darah ini. Tentunya dengan menggandeng PMI. Dan sebenarnya kerjasama ini sudah kami lakukan sejak 1997 lalu, ” kata Suyatno.
Read more...

TRM Kalah Bersaing

0 komentar
MAGETAN – Menjamurnya tempat wisata air seperti kolam renang skala kecil membuat Taman Ria Manunggal (TRM) kian sepi.Kondisi itu diperparah dengan minimnya fasilitas yang ada di TRM dan sarana pendukung yang sudah uzur dimakan jaman.
Tidak hanya itu, air kolam renang di wisata yang sempat menjadi andalan Kabupaten Magetan ini juga tidak sebersih dulu. “Kolam renang itu kan kuncinya pada air.Jika air nya bersih pengunjung nya juga akan banyak,”kata Sulistyani, salah seorang pengunjung, kemarin (19/11).
Sulis, begitu panggilannya, menuturkan sekitar empat tahun terakhir kondisi Taman Ria Manunggal seperti orang sedang sekarat. Ini disebabkan pengelola tidak berkutik bersaing dengan swasta yang getol membangun tempat wisata.
Read more...
Sabtu, 19 November 2011

Jadi Bagunan ‘Menyeramkan’

0 komentar
Renovasi Gedung SD Mangkrak Tunggu Survei
MAGETAN- Sejumlah bekas gedung sekolah di Magetan kini berubah menjadi bangunan ‘menyeramkan’. Bekas gedung SDN Maospati 05 di Jalan Pandan, Kelurahan/Kecamatan Maospati, misalnya, terlihat kumuh. Selain ruangan kotor, beberapa bagian atapnya yang terbuat dari seng sudah bolong. Belum lagi plafonnya, melengkung dan sebagian jatuh.
Di sudut belakang ada bangunan bekas kamar mandi yang tak kalah ‘seram’-nya. Selain kondisinya kumuh dan berlumut, didalamnya dipenuhi berbagai kayu bercampur sampah serrta bau pesing. “Jangan lama-lama di situ (Kamar Mandi,Red). Hati-hati kesurupan kalau berada di dekat kamar mandi itu,” kata salah seorang warga saat koran ini mencoba mendekat untuk mengetahui isi dari kamar mandi tersebtu, kemarin (18/11)

Read more...

Kering Lebih Lama

0 komentar
MAGETAN- Aktivitas perajin gerabah tanah liat di Desa Garon, Kawedanan, tersendat. Pasalnya, curah hujan yang tinggi menyebabkan proses pengeringan membutuhkan waktu lebih lama.”biasanya dua hari sudah kering dan langsung dibakar. Tapi kalau cuaca seperti ini butuh waktu minimal seminggu,” Kata Lanjar, salah seorang perajin, kemarin (18/11)
Kondisi itu berbeda dengan saat cuaca panas. Dalam seminggu Lanjar bisa menghabiskan tanah liat satu truk engkel untuk produksi. Sedangkan saat ini tanah liat satu truk engkel baru habis dalam sebulan. “Terkadang sehari saya bikin satu wajan saja. Wajan ini untuk menggoreng biji kopi atau kacang,” ungkapnya.
Read more...
Jumat, 18 November 2011

Ditinggal Ke Sawah, Rumah Ludes

0 komentar
MAGETAN – Darmi hanya bisa menangis ketika melihat rumahnya hangus terbakar pagi kemarin (17/11). Petani asal Desa Gunungan, Kecamatan Kartoharjo, itu menyangka api meluluh lantakkan bangunan tempat tinggalnya saat dirinya bersama suaminya Rebi sedang berada di Sawah.
Informasi yang dihimpun, kebakaran itu kali pertama diketahui Sukini, tetangga korban, sekitar pukul 07.00. Saat perempuan itu keluar rumah, dilihatnya ada kepulan asap hitam dari arah rumah Rebi. “Setelah saya mendekat, ternyata rumahnya sudah terbakar, Saya langsung minta tolong warga,”ungkapnya.
Mendengar teriakkan itu, warga langsung berdatangan dan sepontan berusaha memadamkan api dengan peralatan seadanya. Namun, api baru bisa  di padamkan satu jam kemudian setelah datang satu unit mobil pemadam. “Saat api padam, rumahnya sudah terbakar lebih dari separo bagian,” terang sukini.
Darmi si pemilik rumah saat mengetahui rumahnya dilalap si jago merah sempat jatuh pingsan dan histeris. Apalagi, uang tunai Rp 4 juta miliknya dan perhiasan emas sekitar 18 gram ikut hangus terbakar. Kerugian di taksir mencapai puluhan juta rupiah.
Usai api dipadamkan, sekitar rumah langsung di pasang garis polisi. Dugaan awal,percikan api berasal dari adanya arus pendek.”Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, kami melakukan penjagaan,” kata Kapolres Magetan AKBP Agus Santosa dikonfirmasi melalui Kapolsek Kartoharjo AKP Sutiyana. (wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...

Siap Menggusur tanpa Ganti Rugi

0 komentar
Pembangunan Trotoar Karangsono-TebonM
MAGETAN- Pembangunan trotoar jalan Karangsono-Tebon di Kecamatan Barat dari anggaran percepatan pembangunan infrastruktur Daerah (DPPID) tampaknya bakal terganjal.Pasalnya, untuk memulai penggarapannya, harus menggusur sedikitnya ada 13 lapak semipermanen. Sedangkan, pihak Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Magetan tak menyediakan ganti rugi.
Menurut Sutikno, Kabid jalan dan Jembatan DPU mengatakan bahwa sesuai keputusan Bupati nomor 99 Tahun 1991 tentang Daftar Golongan jalan dalam Kabupaten, ada aturan khusus terkait proses penggusuran.
“Dalam aturan, jarak pagar kiri ke pagar kanan itu 14 meter, dan jarak dari rumah ke rumah 20 meter. Sedangkan posisi as jalan saat ini didirikan bangunan semipermanen,”kata Sutikno mendampingi Kepala DPU Magetan Bambang Setiawan,kemarin (17/11).
Read more...
Kamis, 17 November 2011

Siap Tempatkan Orang-orang muda

0 komentar
Ahmad Sedyo Utomo Ketua Gapensi Baru
MAGETAN- Darah muda bakal mewarnai kepengurusan Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) periode 2011 – 2016. Dengan adanya orang-orang muda di pos-pos penting itu, Gapensi diyakini tetap eksis di tengah persaingan usaha jasa konstruksi yang semakin ketat.
“Karena seiring dengan berjalannya waktu, banyak persaingan ketat yang harus dihadapi anggota Gapensi. Untuk itulah kami sengaja memercayakan kepada anggota muda,” terang Ahmad Sedyo Utomo, Ketua umum Gapensi yang baru.
Read more...

Putri Smaga Tundukkan Smada

0 komentar
MAGETAN – Kompetisi Basket SMAN 3 (smaga) Magetan Cup di GOR Ki Mageti belum diwarnai kejutan berarti. Tim Putri SMAN 2 Ngawi misalnya, menundukkan SMAN 1 Parang 32-12. Sedangkan tim putra SMAN 1 Parang mengalahkan SMAN 2 Magetan 46-17.
Kemenangan juga diraih tim putri tuan rumah Smaga Magetan yang mengalahkan SMAN 2 (smada) Magetan 25-11. “Kami sempat kesulitan menembus SMAN 2. Untungnya, anak-anak bisa memaksimalkan permainan team work,” ungkap Bayu Indra, pelatih Smaga Magetan.
Read more...

Gelontar Beasiswa Belasan Juta Rupiah

0 komentar
MAGETAN – PG Poerwodadie  ternyata memiliki kepedulian tinggi pada pendidikan. Setidaknya itu dibuktikan dengan pemberian Beasiswa bagi 50 anak usia SD hingga SMAN di sekitar PG tersebut.
Administratur PG Poerwodadie Ir Setyo Narwanto mengatakan, beasiswa yang di gelontorkan pada puluhan pelajar itu totalnya mencapai Rp 15,7 juta. Selain dari pihak pabrik, anggaran tersebut merupakan bentuk sinergitas takmir Masjid Baiturrohman yang ada di kompleks pabrik dengan Yayasan Dana Sosial Al-Falah (YDSF) Surabaya.
Read more...

Pergi Ke Bali, 'Dibosi' RSUD

0 komentar
20 Anggota Dewan Belajar Soal BLUD
MAGETAN - Sedikit 20 orang anggota panitia khusus (pansus) rumah sakit DPRD Magetan,tadi malam (16/11) terbang ke Gianjar Bali. Dengan pesawat Garuda dari Surabaya, para para legislator itu akan berada pulau Dewata selama dua hari.
Menariknya, kepergian wakil rakyat kali ini seluruh akomodasi keberangkatan ditanggung RSUD dr Sayidiman Magetan. Informasi yang didapat koran ini, badan layanan umum daerah (BLUD) itu harus merogoh kocek hingga lebih dari Rp 120 juta dari pos perjalanan dinas untuk memberangkatkan anggota dewan ke bali.
Read more...
Selasa, 15 November 2011

Tingkatkan Derajat Kesehatan

0 komentar
PEMKAB Magetan meraih  dua penghargaan bidang kesehatan tingkat nasional. Yakni, Swasti Saba kategori Padapa (pengembangan program kabupaten sehat) dan manggala karya Bhakti Husada. Tadi malam (14/11) penghargaan dari Kementerian Kesehatan RI itu diterima Bupati H Sumantri di Jakarta didampingi Kepala Dinas Kesehatan Magetan Dr Harry Susanto. Berikut petikan wawancara wartawan Radar Magetan Aswika Budhi Arfandy dengan Bupati Magetan H Sumantri seputar diraihnya penghargaan itu.
Read more...
Senin, 14 November 2011

Pasien Jamkesmas Ditolak Masuk RSUD

0 komentar
MAGETAN- Insiden buruk dalam dunia kesehatan Magetan pengguna jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas). Pagi kemarin (7/11), Feri Frdiansyah, 14, bocah asal Desa Cepoko Kecamatan Panekan, harus gigit jari saat akan masuk RSUD dr Sayidiman Magetan. Pelajar kelas VIII SMPN 1 Panekan yang tengarai mengidap penyakit demam berdarah dengue (DBD) ini ditolak pihak RSUD hingga akhirnya terpaksa tergeletak tak berdaya diruang rawat inap Puskesmas Panekan. Sukari, ibu feri menuturkan, sebelumnya pada kamis (3/11) lalu, anaknya sempat dirawat selama 3 hari di RSUD dr sayidiman. Namun, padasabut(5/11) lalu, dia terpaksa memboyong anaknya kembali kerumah. Itu lantaran dia tak kuat menanggung beban biaya yang dirinci rumah sakit milik Pemkab Magetan itu. Apalagi, kata dia, selama tiga hari itu, anaknya sudah diberi infus lima botol dalam sehari. ” Saya hanya punya jamkesmas. Dan jatah jamkesmas katanya hanya tiga botol infus sehari. akhirnya saya terpaksa meminta dipulangkan. Selain itu, anak saya yang dirumah juga ikutan sakit, ” kata sukarni. Sayangnya, dua hari selama berada dirumah, Feri kembali mengerang kesakitan. Mengeluh pusing, panas dan hidung keluar darah. “akhirnya hari ini saya kerumah sakit lagi. Tapi dari rumah sakit, saya diminta ke puskesmas saja. Padahal saya ingin anak saya dirawat di rumah sakit, meski hanya bermodal jamkesmas, ” pilunya. Meski dengan berat hati, sukarni terpaksa memboyong anaknya dari RSUD dr sayidiman Magetan ke Puskesmas Panekan. Di Pusat Kesehatan kelas Kecamatan itu, Feri mendapat pertolongan darurat. ” Hasil uji laboratorium, kondisi secara umum cukup baik. Tapi trombositnya turun. Dugaan kuat ini memang gejala DBD, apalagi kondisi pasien juga lemas dan mimisan, ” terangnya Kepala Puskesmas Panekan dr Nurhayati Triasih. Direktur RSUD dr Sayidiman Magetan, Ehud Allawy mengaku jika insiden tersebut mengarah kepada miskomunikasi. Pihaknya memastikan jika manajemen rumah sakit dibawah kendalinya tidak mungkin menolak pasien jamkesmas. ” Saya percaya pada seluruh personel di rumah sakit ini. Tidak mungkin ada yang berani menolak pasien jamkesmas. Pastinya ini ada sesuatu. Saya coba cek kembali,” kata Ehud. (wka/eba)
 RADAR MAGETAN
Read more...

Sita 600 Liter "ARJO"

0 komentar
MAGETAN- Angkut ratusan liter miras jenis arak Jowo (arjo), Sukino Hari Wiranto warga Kartoharjo Jawa Tengah diamankan anggota Sat Sabhara Polres Magetan, kemarin (12/11). Suplayer arjo di Kecamatan Barat, Magetan itu tertangkap setelah kedapatan mengangkut 20 jeriken masing-masing berisi 30 liter arjo didalam sebuah mobil isuzu Panther nopol AE 1349 BC.
"Tangkapan ini terbesar, karena mengangkut 600 liter arjo," kata Kasat Sabhara, AKP Supriyanto, mendampingi Kapolres Magetan, AKBP Agus Santosa.
Read more...

Dewan Merasa Ditilap Eksekutif

0 komentar
Soal Dana DPPID di Dinas PU
MAGETAN - Anggota komisi D DPRD Kabupaten Magetan merasa ditilap eksekutif. Pasalnya miliaran anggaran yang bersumber dari Dana Percepatan Pembangunan Infrastruktur Daerah (DPPID) tidak jelas jluntrungnya. Bahkan jatah Rp 9 miliar diDinas PU Binamarga dan Cipta Karya setempat terkesan ditutup rapat. "Dana itu di pecah-pecah menjadi sembilan puluh titik proyek, tapi kita tidak tahu lokasinya, karena memang tidak pernah diberi tahu," kata Suwarno, salah seorang anggota komisi D, DPRD Kabupaten Magetan, kemarin (13/11).
Read more...

Berita Terkini :

 
RADAR MAGETAN © 2011 Radar Magetan. Supported by SMKN 1 BENDO

Lebih dekat lebih lengkap