Kamis, 08 Desember 2011

Baru Seminggu Dibeli, Sapi Raib

0 komentar
MAGETAN – Sapi semata wayang Sukiran, 50, warga Desa/Kecamatan Ngariboyo siang kemarin (7/12) menggegerkan tetangga sekitar. Itu setelah usai pulang dari pasar, pria tersebut mengetahui sapinya sudah tidak ada dikandangnya. Pun, raibnya sapi jenis brahman itu berujung laporan ke aparat Polsek Ngariboyo.

Bisa dimaklumi kalau Sukiran pusing tujuh keliling  setelah sapinya raib. Apalagi, sapi itu baru dibeli sekitar seminggu lalu seharga Rp 5,2 juta. “Malamnya sapi saya itu susah makan. Karena takut kelaparan akhirnya saya paksa makan. Entah kenapa, siang ini (kemarin, Red) malah hilang,” kata Sukiran.

Sukiran bersama warga sekitar sempat mencari keberadaan sapinya dengan blusukan areal persawahan hingga di desa sekitar. Namun, hingga sore kemarin juga belum muncul tanda-tanda di temukan.”Itu murni hilang. Dari olah TKP, kotoran sapi itu juga tercecer di teras rumah tetangga,” kata Kapolres Magetan AKBP Agus Santosa dikonfirmasi melalui Kapolsek Ngariboyo AKP Sunarta.

Sunarta menuturkan, berdasar keterangan saksi, malam hari tali keluh (pengikat di hidung sapi) sempat dikedurkan Sukiran.

Dari keterangan saksi lainnya, ada yang mengetahui sapi tersebut terlihat dijalanan desa setempat dini hari kemarin.(wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...

Giliran Pertanyakan Status Lahan

0 komentar
Lanud Ajak Warga Duduk Bersama

MAGETAN
– Konflik warga dengan Lanud Iswahjudi belum mereda. Kali ini warga mempertanyakan seputar pengategorian lahan. “Pernyataan dari lanud tentang kesepakatan dari empat kades terkait jenis tanah Letter A dan Letter B itu tidak pernah ada. Dan kami tidak pernah membuat kesepakatan pengistilahan itu,” kata Suryanto, Kades Setren, Kecamatan Bendo, kemarin (7/12).

Suryanto menuturkan bahwa pada 2008 lalu, pihaknya bersama Kades Kleco, Kledokan, dan Lemahbang mengadakan pertemuan di BPN Magetan dengan pihak Lanud Iswahjudi. “Tapi saat itu membahas proses sertifikat supaya ada kepastian hukum di antara kedua pihak. Bukan pengategorian jenis lahan,” tegasnya.

Dia khawatir, dengan adanya pernyataan pengategorian lahan tersebut akan menimbulkan fitnah dan membingungkan warga. Pasalnya, dari pihak desa tak pernah membuat kesepakatan tersebut. “Warga sendiri juga tak mengenal mana lahan Letter A dan mana Letter B,” ungkapnya.

Sementara, Kades Kleco Titin Sri Wurjaningsih mempertanyakan posisi lahan sengketa tersebut.” Katanya kami dipersilakan untuk mengolah lahan. Ini justru dilarang. Posisi tanah Letter A dan Letter B sendiri juga belum jelas,” kata Titin.

Yang terang, terait permasalahan itu, pihaknya meminta DPRD Magetan untuk membantu mengurai dan mencarikan solusi.”Sebelumnya kan kami sudah mengadu ke dewan. Untuk itu, sekarang kami mendesak dewan segera menyelesaikan, karena sampai saat ini belum ada keputusan. Kami hanya bisa berharap keberpihakan dari para wakil rakyat,” harapnya.

Terpisah, Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Marsma TNI M Syaugi dikonfirmasi melalui kepentak Mayor Sus Sutrisno menegaskan bahwa  pihaknya memberikan ruang kepada warga untuk mengolah tanah dengan status Letter B.”Prinsipnya kami ingin menunjukkan kebersamaan dengan warga sekitar Lanud. Maka, silakan tanah Letter B itu digarap,” kata Sutrisno.

Menurut Sutrisno, sebenarnya warga bisa memahami kebijakan dari lanud. Hanya saja, dia menduga ada beberapa pihak yang sengaja mengail di air keruh. “Untuk itu, kami ingin meminta tindak lanjut ke bupati, karena kami selaku TNI hanya sebatas menggukan hak pakai dari pemerintah untuk mengamankan kawasan,” tegasnya.

Mengenai status tanah Letter A dan Letter B yang dipertanyakan warga, Sutrisno mengatakan, sebagian tanah tersebut sudah di sertifikatkan. Artinya, lanjut dia, tanah bersertifikat itu tidak lagi ada istilah letter.”Kami sebenarnya ingin duduk bersama menyelesaikan ini. Tidak sekadar berbicara tapi juga menunjukkan bukti otentik sertifikat itu. Tapi ada pihak-pihak yang justru enggan diajak berbicara baik-baik, malah mengompori,” keluhnya. Yang terang, pihaknya berupaya untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini dengan baik-baik dan tidak mencari kebenaran sepihak.(wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...

Cium Aroma Permainan

0 komentar
MAGETAN - Komisi D DPRD Magetan belum mau memalingkan mata dari proyek dari dana percepatan infrastruktur daerah (DPID). Setelah sebelumnya menyoroti pengerjaan fisik, kali ini komisi yang membidangi pembangunan itu memelototi aspek administrasinya. Hasilnya, ditemukan proyek yang dinilai asal-asalan. "Kami menemukan proyek satu ruas yang dikerjakan dalam beberapa paket. Jelas ini telah melanggar aturan yang ada," kata Suwarno, anggota Komisi D DPRD Magetan, kemarin (6/12).
Suwarno menuding proyek tersebut tidak melalui proses tenderisasi. Sehingga, rekanan penggarap terkesan asal tunjuk. Kondisi itu membuat wakil rakyat mencium aroma permainan di balik pengerjaan proyek tersebut.
Temuan itu menyeruak ketika komisi D melakukan sidak di kawasan Karangsono-Tebon, Kecamatan Barat, kemarin. Pada proyek pembuatan trotoar sepanjang 114 meter, dewan menemukan dokumen yang dinilai asal-asalan. ''Betapa tidak, pengerjaan konstruksi kok masih kosong alias tidak ada nilainya. Ada permainan apa semua ini?" terang Suwarno sembari menegaskan pihaknya akhirnya menyita dokumen tersebut.
Dari temuan itu, lanjut dia, kucuran DPID seolah menjadi permainan di tingkat rekanan dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) selaku pengguna anggaran. "Kami akan mengambil langkah tegas. Apalagi proyek ini sudah telanjur berjalan. Dalam waktu dekat, mungkin kami akan memanggil pihak DPU untuk dimintai pertanggungjawaban," tegas mantan Kades Sempol, Kecamatan Barat, ini.
Sementara itu, pejabat pelaksana teknis kegiatan DPU Magetan Mochtar Wahid mengatakan bahwa pihaknya memang sengaja tidak melakukan tenderisasi. "Proses DPID itu kan terlalu mepet. Sehingga jika melalui lelang tidak mungkin bisa dikejar. Akhirnya supaya anggaran itu tidak kembali ke pusat, kami lakukan penunjukan langsung," ungkap Mochtar.
Meski begitu, lanjut dia, proses pengerjaan proyek tersebut tetap menjadi prioritas pengawasannya. Apalagi, nilai seluruh proyek DPID di dinasnya tak sedikit, yakni mencapai Rp 11 miliar. "Semua yang kami kerjakan ini toh juga untuk kepentingan masyarakat banyak. Jadi kenapa musti diperkeruh? Bukankah lebih baiknya saling mendukung dan mengawasi pengerjaannya supaya sesuai harapan," kata Mochtar.
Pihaknya juga tak menampik adanya kejanggalan sistem paket untuk jalur satu ruas. Menurutnya, hal itu didasari pertimbangan supaya pekerjaan bisa rampung sesuai waktu yang ditentukan. Terkait dokumen yang dinilai asal-asalan, Mochtar mengatakan, saat ini surat perintah kerja masih dalam proses penandatanganan. Sedangkan dokumen tanpa nilai tersebut merupakan acuan gambar kerja dan bestek. "Artinya ya tidak membawa pengaruh serius," tukasnya. (wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...
Rabu, 07 Desember 2011
0 komentar
MAGETAN – Aksi pencurian sepeda motor (curanmor) kambuh. Kali ini terjadi di Desa Prampelan, Kecamatan Karangrejo pada Senin (5/12) malam. Namun, tak butuh waktu lama, aparat polsek setempat berhasil meringkus pelaku setelah sebelumnya sempat dihajar massa.

Informasinya yang dihimpun, kejadian itu bermula ketika Nurfita Wahyu Utami, warga Desa Sukolilo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun bertandang ke tempat saudaranya Yohanes Setiawan di Desa Prampelan, mengendarai motor Jupiter Z nopol AE 3636 EY.

Sekitar pukul 20.00,motor tersebut di pinjam Yohanes membeli makan. Saat kembali, kendaraan diparkir di depan rumah tanpa di kunci setang. “Akhirnya saat korban Nurfita akan kembali pulang sekitar pukul 20.30, motor tersebut sudah tidak ada di tempat,” kata Kapolres Magetan AKBP Agus Santosa dikonfirmasi melalui Kasubbag Humas AKP Puryanto, kemarin (6/12).

Mengetahui motor raib, Yohanes berupaya mencarinya hingga mengetahui jika pelaku kabur ke arah Desa Gebyog. “Akhirnya pelaku sempat dimassa dan di bawa ke balai Desa Prampelan sebelum akhirnya diserahkan ke Polsek Karangrejo,” ungkapnya.

Pelaku belakangan diketahui bernama Eko alias Kodok, 27, warga Desa Tebon, Kecamatan Barat, Magetan. Eko yang kini mendekam dibalik jeruji besi Polsek Karangrejo mengaku sebelum beraksi dirinya sempat mondar-mandir di rumah yang dia satroni. Saat melakukan aksi tersebut, dia dalam kondisi mabuk. “Rencananya hasil curian untuk senang-senang,” kata Eko. (wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...

Boleh Garap Lahan Letter B

0 komentar
Lanud Respons Keluhan Warga

MAGETAN
– Keluhan warga seputar penggarapan lahan di sekitar Lanud Iswahjudi langsung direspons pihak lanud. Komandan Lanud Iswahjudi Marsekal Pertama TNI M. Syaugi melalui Kapentak Mayor Sus Sutrisno menyatakan pihaknya tetap memberikan kesempatan kepada warga untuk menggarap lahan yang berstatus Letter B. “Sedangkan lahan dengan status Letter A akan digunakan pihak lanud demi tetap terjaganya keamanan alutsista yang berada didalamnya, “ujarnya kemarin (6/12).

Menurut Sutrisno, hal itu sudah kesepakatan antara Lanud Iswahjudi dengan empat kepala desa yang ada di sekitar lanud. “Untuk itu, kepada warga sekitar lanud dipersilakan menggarap lahan status Letter B. Kami juga mengimbau kepada pihak-pihak yang kurang memahami permasalahan yang sebenarnya  agar tidak memperkeruh suasana sehingga permasalahan yang ada tidak menjadi kabur,” imbuhnya.

Diberitakan sebelumnya, puluhan warga Desa Setren dan Desa Kleco, Kecamatan Bendo, ngluruk gedung DPRD. Mereka sambat pada wakil rakyat terkait rencana sewa lahan yang akan dilakukan Lanud Iswahjudi terhadap pabrik gula (PG). Warga meminta dewan memfasilitasi dan mengupayaan penundaan rencana tersebut. (wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...
Selasa, 06 Desember 2011

Sabet Profesional Award dari Gubernur

0 komentar
Meriah, HUT Korpri ke-40 di Magetan

MAGETAN
– Momen HUT Korpri ke-40 terasa istimewa bagi para abdi negara di Magetan. Pasalnya, tahun ini Magetan mendapat penghargaan Profesional Award dari Gubernur Jawa Timur. “Penghargaan itu sebagai pengakuan terhadap peran aktif Korpri Magetan dalam sinerginya dengan realisasi program pemerintah,” kata Sekretaris Daerah Magetan H Abdul Azis kemarin (5/12).

Menurutnya, penghargaan tersebut menjadi pelecut bagi seluruh jajaran Korpri di Magetan untuk terus meningkatkan kinerja. “Selain sebagai bagian dalam proses pemerintahan, kami juga ada beberapa misi social, termasuk menjunjung tinggi kesejahteraan anggota,” kata Azis.

Azis lantas mencontohkan berbagai kegiatan konkret berbasis kemanusiaan seperti memberikan santunan kepada keluarga Korpri yang meninggal, pembangunan pos kesehatan Korpri, dan pembinaan rohani. “Yang jelas, semua ini menjadi refkeksi bersama. Kualitas tentunya harus terus diperbaiki dan semua keberhasilan ini merupakan bukti kekompakan Korpri di Magetan.”

Sementara, berbagai kegiatan digelar untuk memperingati HUT Korpri ke-40 tahun ini. Di antaranya, bakti sosial ke panti asuhan dan SLB, pengajian anggota Korpri, ziarah, upacara bendera, dan jalan santai pada jumat (2/12) lalu. “Setidaknya lima ribu anggota Korpri turut serta dalam kegiatan jalan santai tersebut. Semua itu merupakan wujud kekompakan yang menjadi bagian dari proses keberhasilan kami selama ini,” kata Azis. (nng/wka/bar)

RADAR MAGETAN
Read more...

Ketahanan Pangan Magetan Terbaik

0 komentar
Hari Ini Bupati Terima Penghargaan dari Presiden

MAGETAN
-  Lagi, Magetan mengoleksi penghargaan level nasional. Kali ini, kota dilereng Gunung Lawu itu dinobatkan sebagai kota dengan tingkat keberhasilan pembangunan dan visi ketahanan pangan terbaik se-Indonesia. Rencananya, penghargaan akan diterima Bupati Magetan Sumantri dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta pagi ini (6/12).

Untuk meraih penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara 2011 tersebut, Magetan harus bersaing dengan delapan kota lain yang masuk nominasi puncak. Yakni, Sopping (Sulawesi Selatan), Deli Serdang (Sumatera Utara), Pesisir Selatan (Sumatera Barat), Minahasa Utara (Sulawesi Utara), Bima (NTB), serta Ogan Ilir (Sumatera Selatan).

Menurut Subroto, Kepala Badan Ketahahan Pangan Magetan, banyak terobosan yang dilakukan Pemkab Magetan hingga meraih penghargaan bergengsi itu. “Pengembangan cadangan pangan dilakukan dengan membuat lumbung pangan di setiap desa. Baik pembangunan fisik lumbung maupun isi lumbung berupa gabah, jagung, kedelai, kacang tanah dan bahan pangan pokok lain.” terangnya.

Bupati Sumantri menuturkan, penanganan daerah rawan pangan dan gizi dilakukan dengan memberikan bantuan kepada rumah tangga miskin, balita gizi buruk, pengembangan desa mandiri pangan, dan pengembangan lumbung pangan masyarakat. “Sejak 2009-2011, sudah dikembangkan sembila desa mandiri pangan, “kata Sumantri.

Dia menambahkan, untuk mangatasi berbagai permasalahan, pihaknya sudah menyalurkan bantuan benih unggul bersertifikat dan pembuatan benih unggul di UTP pembenihan pertanian. Juga membuat embung dan waduk, serta memberikan bantuan kredit kepada petani dan perbaikan saluran air. (wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...

Warga Setren-Kleco Ngluruk Dewan

0 komentar
Terkait Rencana Sewa Lahan

MAGETAN – Puluhan warga Desa Setren dan Desa Kleco, Kecamatan Bendo, siang kemarin (5/12)  ngluruk gedung dewan. Mereka sambat pada wakil rakyat terkait rencana sewa lahan yang akan  dilakukan Lanud Iswahjudi terhadap pabrik gula (PG). “Katanya besok (hari ini, Red) lahan kami akan diolah pihak PG. Makanya, kami meminta kepada wakil rakyat kami supaya memfasilitasi dan menunda rencana tersebut,” kata Muhni, warga Desa Kleco, salah seorang penggarap lahan yang disengketakan.

Tak hanya muhni yang kemarin menyatakan keresahannya. Hampir semua warga yang ngluruk ke dewan mengungkapkan uneg-unegnya. Massa dari dua desa tersebut juga merupakan perwakilan dua desa lainnya di Kecamatan Bendo yang terkena imbas konflik lahan dengan pihak lanud. Yakni, Desa Kledokan dan Lemahbang.

Kepala Desa Setren Suryanto mengungkapkan bahwa hasil rapat dari empat kepala desa (Kledokan, Lemahbang, Setren dan Kleco) pada 20 September lalu, disepakati jika petani penggarap di empat desa akan tetap bertahan atas pengelolaan lahan di sekitar Lanud. Yakni, menanam tanaman ketela, kacang, padi dan lainnya. Bukan tanaman produksi sepeti tebu atau kapas.

Selain itu, lanjut itu, warga juga tetap berpegang pada kesepakatan awal jika selama di atas lahan tersebut belum dilakukan pembangunan untuk kepentingan pertahanan dan keamanan (hankam), tetap di kelola oleh petani penggarap.” Yang membuat resah warga ini adalah lahan tersebut oleh pihak Lanud Iswahjudi akan disewakan ke PG. Petani di janjikan akan di jadikan objek pekerja, bukan sebagai subjek penggarap,” ungkapnya.

Kades Kleco Titin menuturkan, semua tanah di desanya berstatus B, sehingga tidak bisa bersertifikat hak milik. Menurutnya, warga kesulitan membuka usaha apapun lantaran memerlukan persyaratan sertifikat tanah.” Selain itu, hampir seluruh warga berpenghidupan dari bertani. Kalau lahan garapan nya akan disewakan ke PG oleh Lanud Iswahjudi, tentu warga akan kesulitan mencukupi kebutuhan hidupnya,” terangnya.

Titin menambahkan, terkait kontrak sewa antara warga penggarap dengan lanud pun sampai saat ini tidak jelas. “Pihaknya Lanud menaikkan harga sewa lahan pun sebenarnya warga penggarap setuju. Tapi kenapa masih mau di sewakan ke PG? kami mohon supaya dewan tidak memfasilitasi di atas meja saja seperti sekarang tapi juga turun ke lapangan karena informasinya lahan sudah mulai digarap oleh PG besok (hari ini, Red),” tandasnya.

Ketua DPRD Magetan Joko Suyono di depan perwakilan sekitar 30 warga mengaku sangat memahami keluhan tersebut. Pihaknya juga berjanji akan segera mengambil langkah untuk memanggil pihak-pihak terkait seperti BPN, PG dan Lanud Iswahjudi.

Menurut Joko, ada dua permasalan pokok yang di tangkapnya. Yakni, hak garap serta hak kepemilikan atas tanah. “Masalah yang harus segera ditangani adalah hak garap. Apalagi pihak PG juga akan mulai menggarap lahan tersebut. Kami akan segera memanggil pihak-pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini, ” Janji Joko, Sementara itu, pihak Lanud Iswahjudi belum berhasil dikonfirmasi terkait keluhan warga tersebut. (wka/isd)

RADAR MAGETAN
Read more...

Proyek Di Stop

0 komentar
MAGETAN -  Diduga mencaplok lahan milik PT Kereta Api Indonesia (KAI), proyek pelebaran Jalan Raya Maospati-Barat di sisi timur dihentikan. Pasalnya, Dinas Pekerjaan Umum Binamarga dan cipta karya belum mengantongi izin penggunaan lahan bekas rel kertea api yang akan difungsikan sebagai jalan tersebut. “Selama belum ada izin, agar dihentikan proyek tersebut sampai suratnya turun,” kata Sugiarto Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasional VII, Madiun, kemarin (4/12).

Dijelaskan untuk menggunakan lahan itu, Dinas PU harus mengantongi izin dari direksi PT KAI di Bandung dan juga jawaban dari Kementrian BUMN. Surat itu sebagai dasar untuk pelebaran jalan tersebut.

Sebulan lalu, DPU telah berkirim surat pengajuan penggunaan lahan itu ke kantornya. Namun, pihaknya juga menganjurkan agar DPU juga membuat surat serupa yang ditunjukkan ke direksi PT KAI dan juga kementrian BUMN. “Lama tidaknya, saya kurang tahu. Karena itu tanah KAI harus ada surat pengajuannya untuk menggunakan lahan ini,” tambahnya.

Selain itu, PT KAI juga meminta rekanan yang mengerjakan proyek tersebut untuk mengembalikan rel seperti posisi semula. Karena sudah ada lahan sekitar 200 meter yang sudah terlanjur dibongkar. Ini mengacu pada peraturan yang ada di PT KAI jika lahannya digunakan untuk kepentingan umum. “Kalau toh nanti disetujui, rel itu tetap ada pada posisi semula, dan tidak berubah. Seperti yang terjadi di Te’an Kota Madiun, rel itu dipendam,” tambahnya.

Sementara Bambang Setiawan, Kepala DPU Magetan belum berhasil dikonfirmasi. Namun, Saif Mukhlisun, Kabag Humas Pemkab Magetan dikonfirmasi menuturkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT KAI terkait surat izin itu. Karena hubungannya antara pemerintah dia menyabut tidak akan mendapat kendala berarti. “Itu (Surat Izin) sudah kami koordinasikan, sedangkan terkait teknisnya kewenangan PU,” terangnya.

Menurutnya, pemkab selama ini memandang jika jalan Raya Maospati-Barat terlalu padat, sehingga memerlukan langkah cepat untuk mengurai hal itu. Dia menyebutkan, untuk mengatasi volume kendaraan yang melintas dijalur itu, hanya dengan cara pelebaran jalan. “Sebenarnya kita agak terlambat, karena jalan ini sudah begitu padat. Dan ini kami lakukan untuk pelayanan masyarakat,” tandasnya. (pra/eba)

RADAR MAGETAN
Read more...

Berita Terkini :

 
RADAR MAGETAN © 2011 Radar Magetan. Supported by SMKN 1 BENDO

Lebih dekat lebih lengkap